Bedanya Sosialisme, Komunisme, dan Marhaenisme
Sosialisme ingin menghilangkan penderitaan yang dialami kaum buruh di bawah sistem Kapitalisme. Tapi, bagaimanakah hal ini bisa dilakukan? Apakah kita harus melalui cara revolusi? Atau haruskah kita melalui proses demokrasi? Apakah betul sistem Kapitalisme ditakdirkan untuk runtuh? Apa betul Sosialisme akan membawa dunia ke zaman utopia. Hegel, seorang filsuf dari Jerman, mengatakan bahwa ada tiga hal yang mendorong perubahan sosial.
Pertama, ide-ide yang bertentangan. Kedua, upaya untuk menyelesaikan pertentangan tersebut. Dan ketiga, pertentangan-pertentangan yang akan muncul. Ketiga hal ini disebut sebagai tesis, anti-tesis, dan sintesis yang akan menjadi tesis.
Sebuah pemikiran (tesis), pemikiran yang bertentangan (anti-tesis), dan dari pertentangan inilah lahirlah sintesis yang akan menjadi kebenaran baru. Hegel menamai proses ini sebagai "Dialektika". Pada satu sisi terdapat kaum sosialis yang merasa bahwa manusia adalah mahkluk yang berbaik hati dan saling pengertian. Dengan reformasi sosial dan perbaikkan sistem pendidikan sebuah sistem bisa diperbaiki. Kaum ini juga cenderung menolak penerapan Sosialisme dengan revolusi dan cara-cara kekerasan. Salah satu contoh tokoh yang berada di sisi ini adalah Hendrik Gerard. Kaum yang berpikir seperti ini dinamakan sebagai Sosialis Utopia. Berbeda dengan mereka seorang pemikir bernama Karl Marx menilai bahwa pertentangan tidak hanya terjadi dalam ranah pikiran akan tetapi hal itu juga inheren dalam sistem Kapitalisme. Marx menilai bahwa hubungan produksi dalam Kapitalisme sangatlah tidak stabil. Hal ini disebabkan karena akan adanya pertengangan antara kaum borjuis dan proletar.
Pertentangan ini akan berujung kepada konfrontasi antara kedua kelas tersebut. Yang Karl Marx nyatakan sebagai pertarungan antara hidup dan mati. Prosesnya dinamakan sebagai Dialektika Materialisme. Tentu saja taktik untuk melakukan revolusi itu berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena perbedaaan kondisi sosial dan ekonomi di setiap negara. Hal inilah yang menyebabkan ada banyak sekali cara dan interpretasi akan paham Marx. Kaum marhaen terdiri dari petani, peternak, tukang gerobak pemulung, pedagang kaki lima pengusaha kecil-kecilan, dan lain-lain.
Tapi, pertanyaannya jika Soekarno terinspirasi oleh Karl Marx. Apakah itu artinya Soekarno seorang Komunis? Tidak! Dalam wawancaranya dengan Cindy Adams, Soekarno berkali-kali membantah tuduhan tersebut. Namun Soekarno jugalah bukan seseorang yang anti-Komunisme. Beliau bahkan mengecam orang-orang yang fobia terhadap paham Kiri sebesar dia mengecam Islamofobia. Justru Soekarno berharap bahwa faham-faham yang berbeda ini akan bergabung secara harmonis di Indonesia. Maka dari itu dia mencetuskan Nasakom. Nasionalis, Agamais dan Komunis.