Apa Yang Memulai Perang Dingin? | Leo Szilard dan Sejarah Bomb Nuklir
Ketika kita mengingat sejarah mengenai Perang Dingin, mungkin hal ini yang akan terlintas di pikiran kita:
(Soekarno berpidato "Ganyang Malaysia")
Atau ini:
(Presiden AS Ronald Reagan: "Tn. Gorbachev, runtuhkan gerbang ini!")
Dan tentunya, ini:
Semua ini merupakan peristiwa penting di tengah persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Demi mencapai dominasi global, serta menjaga keamanan nasionalnya, kedua negara tersebut mengembangkan, menguji dan memproduksi ribuan senjata pemusnah massal. Satu serangan saja dapat menewaskan ribuan manusia dan mengakhiri peperangan dalam hitungan menit. Meskipun pada akhirnya, senjata ini tidak pernah digunakan, penyebaran dari senjata nuklir mengakibatkan ketakutan yang dalam di seluruh dunia. Inilah realita untuk beberapa dekade ke depan. Bukan hanya untuk Amerika Serikat, tapi hampir seluruh kemanusiaan. Dan penyebab dari semua ini, tidak lebih dari sebuah surat sederhana. Penyiar radio: Kami mendapat satu bom di Hiroshima. Yaitu bom atomik. Bom ini menggunakan energi dasar alam semesta. Dengan bom ini... kita telah menemukan sebuah cara yang baru dan revolusioner... untuk mencapai kehancuran. Awal abad ke-20 merupakan masa kejayaan fisika bagi bangsa Eropa. Temuan demi temuan dari Thomson, Rutherford dan Bohr semakin membantu manusia memahami tentang struktur dasar partikel terkecil, yakni atom. Meskipun dengan berbagai pengetahuan tersebut, masih sedikit yang diketahui akan potensi dari atom sesungguhnya. Pada dasarnya, atom adalah bagian terkecil yang seharusnya tidak dapat terbagi lagi. Namun, perlahan-lahan kita menemukan bahwa bahkan di dalam atom sekalipun terdapat ungsur yang lebih kecil. Setiap atom terdiri dari nucleus yang mengandung proton dan neutron, dan dikelilingi oleh elektron.
Pada tahun 1933, seorang ilmuwan asal Hungaria, Leo Szilard, lalu bereksperimen dengan menembakkan neutron ke dalam nucleus atom uranium. Hasilnya adalah reaksi berantai, di mana inti atom tersebut dapat terbelah, sehingga melepaskan neutron di dalamnya, yang kemudian menabrak nucleus atom lain, dan melepaskan neutron di dalamnya, dan terus menerus. Reaksi ini juga dinamakan fisi nuklir atau "nuclear fision". Secara teori, apabila 1 kg uranium mengalami fisi, maka 2,58 triliun TRILIUN atom di dalamnya akan terbelah dan melepaskan neutron dalam jumlah yang besar. Neutron yang kemudian bergerak secepat cahaya ini akan menghasilkan energi setaran dengan ledakan 10 juta kilogram dinamit. Temperatur dari ledakan atom ini pun akan setara dengan bagian terluar matahari. Maka dari ini, bom yang menggunakan fisi nuklir juga dinamakan sebagai bom atom. Temuan serupa kemudian didapati dari eksperimen Enrico Fermi, dan juga Otto Hahn, Lise Meitner dan Fritz Strassman di Jerman. Mereka pun sadar akan potensi senjata bom yang dapat dibuat untuk mendukung upaya perang pemerintahan mana pun. (Suara Hitler berpidato di Reichstag, 30 Januari) Sayangnya, temuan ini terjadi tidak lama setelah Hitler menjadi Kanselir Jerman dan Partai Nasional-Sosialis atau Nazi, mengambil alih perpolitikan bangsa. Penyiar radio: Hitler mendapatkan tepuk tangan meriah, saat menuju rapat kabinet pertamanya. Inilah sebuah kejadian baru dalam sejarah politik Jerman. Hukum rasial yang ditetapkan oleh Hitler, melarang orang Yahudi mengajar di universitas. Buku-buku yang dianggap tidak layak dibakar. Dan properti orang Yahudi disita oleh negara. Artinya, berbagai ilmuwan atom yang beretnis Yahudi, atau memiliki hubungan dengan orang Yahudi, tidak diperkenankan mengajar dan melanjutkan risetnya. Akibat dari kebijakan ini adalah hampir 25% fisikawan Jerman kehilangan pekerjaannya. Selain pekerjaannya, nyawa mereka pun terancam berkat obsesi Hitler untuk membunuh manusia yang dianggap rendahan, seperti Yahudi, Romani dan orang-orang difabel. Alhasil, ilmuwan seperti Albert Einstein, Enrico Fermi, Klaus Fuchs, Eugene Wigner, Edward Teller, dan Leo Szilard, dan masih banyak lagi tidak memiliki pilihan selain melarikan diri. Meskipun tidak yakin, Leo Szilard tetap khawatir bahwa temuannya akan digunakan untuk membunuh banyak nyawa tak berdosa. Pasalnya, Nazi Jerman bisa saja mendapat banyak uranium di Eropa, seperti Cekoslowakia, atau salah satu jajahannya, seperti Kongo, yang merupakan jajahan Belgia. Dia kemudian mempercayai Amerika Serikat sebagai negara yang harus memiliki senjata atom tersebut untuk mendesak Hitler. Bersama dengan koleganya, Edward Teller dan Eugene Wigner, mereka merancang sebuah surat kepada Presiden Franklin Delano Roosevelt. Dan untuk membuktikan bahwa hal itu adalah hal serius, mereka meminta Albert Einstein untuk menandatangani surat tersebut. Surat ini kemudian disampaikan ke Presiden Roosevelt melalui perantara ekonom dan sahabat karib Leo, Alexander Sachs, pada tanggal 2 Agustus 1939. Di dalamnya terdapat penjelasan mengenai penemuan pembelahan atom uranium yang berpotensi menghasilkan bom berkapasitas tinggi, serta saran bahwa Amerika Serikat harus melanjutkan eksperimen untuk mengkonfirmasi hal ini. Namun, maksud sesungguhnya tertera di paragraf terakhir: Jerman telah menghentikan ekspor uranium di Cekoslowakia setelah mengambil alih, yang mengindikasikan bahwa Jerman tengah mengumpulkan material untuk mengembangkan senjata atom. Sachs juga berupaya meyakinkan Presiden bahwa apabila ini terjadi, tidak akan ada yang dapat menghentikan Nazi dari menaklukkan Eropa dan Amerika Serikat. Mereka tahu betul bahwa Amerika Serikat cenderung ingin menjauhkan diri dari permasalahan di Eropa. Lalu, Leo dan koleganya menunggu jawaban dari Amerika Serikat. Sementara mereka menunggu, militer Nazi semakin membengkak tanpa mendapat perlawanan dari bangsa Eropa lain. Penyiar radio:1 September 1939. Hitler menyerang dengan Blietzkrieg. Dan sementara mereka menunggu, Hitler sudah menaklukkan Cekoslowakia, Austria, dan Polandia. Sementara mereka menunggu, ribuan orang Yahudi di Polandia ditangkap dan ditembak. Akhirnya, pada 19 Oktober 1939, jawaban yang dinantikan pun datang. Dan dengan demikian, dimulailah proyek ambisius untuk membangun senjata atom secara rahasia, yang kemudian dinamakan sebagai Proyek Manhattan. Di bawah pimpinan jenderal Leslie Groves dan Robert Oppenheimer, ilmuwan-ilmuwan terbaik di Eropa didatangkan untuk membantu penyelesaian proyek. Lalu, padang gurun di Mexico pun dijadikan tempat pembangunan sekaligus tempat uji coba. Amerika Serikat juga menjalin kerja sama dengan sekutu lamanya, Inggris, tanpa memberitahukan Uni Soviet.
Dan pada 16 Juli 1945, uji coba bom atom Amerika Serikat berhasil. Tetapi, ada satu masalah. Pada saat Amerika Serika berhasil membangun bom atom pertama di dunia, target utama dari bom tersebut, yakni Nazi Jerman, sudah terlanjur mengalami kekalahan di Eropa. Senjata atom dari Jerman pun tak kunjung ditemukan. Dan memang, Jerman tidak pernah berhasil untuk membangun senjata nuklir. Dan terang saja, projek atom mereka tidak pernah berhasil karena semua ilmuwan terbaik sudah diserap oleh Amerika Serikat dan Inggris. Namun, alih-alih menghancurkan senjata atom yang baru saja dibangun, Amerika Serikat dan Inggris berkonspirasi untuk menggunakannya di Jepang. Penyiar radio: Menteri Angkatan Laut, Tn. Forrestal mengumumkan bahwa perang telah memakan 2,050 korban jiwa Amerika dalam waktu 15 hari. Dibanding Nazi Jerman, militer Amerika Serikat mendapatkan perlawanan yang lebih sengit dari tentara Jepang. Taktik kamikaze, serangan banzai, serta fanatisme terhadap Kaisar Hirohito membuat invasi dari pulau Jepang, menjadi suatu hal yang sulit dibenamkan tanpa kerugian besar. Pasalnya, Amerika Serikat sudah kehilangan terlalu banyak tentara di Eropa. Dan President Truman, yang baru saja menggantikan Roosevelt, semakin mendapat desakan dari dalam negeri untuk mengakhiri perang tersebut secepat mungkin. Mengetahui hal ini, Leo Szilard dan berbagai ilmuwan lain memohon kepada Presiden Roosevelt untuk tidak menjatuhkan bom tersebut. Kembali lagi Leo Szilard dan para ilmuwan yang terlibat dalam Proyek Manhattan membuat petisi. Kali ini, memohon kepada Presiden Truman untuk tidak menggunakan bom tersebut, karena perang sudah selesai. Jerman sudah menyerah dan Jepang akan segera mengikuti Jerman. Dia juga memperingati bahwa konsekuensi dari menggunakan bom tersebut adalah Amerika sendiri akan suatu saat menjadi target. Dan era kehancuran dalam skala yang tidak dapat dibayangkan akan dimulai. Tidak seperti dulu, Presiden Amerika Serikat kini mengabaikan petisi tersebut. Truman menganggap bahwa senjata yang sudah diciptakan ini harus digunakan, demi mengurangi korban jiwa Amerika Serikat. Dan pada 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom, yang diberi nama "Little Boy" di kota Hiroshima. Dan dengan sekejap, menewaskan ratusan ribuan penduduk lokal. Tiga hari kemudian, pada 9 Agustus 1945, bom lain bernama "Fat Man" dijatuhkan di Nagasaki. Dan membinasakan puluhan ribuan manusia lagi. Bagi mereka yang selamat dari ledakan ini, nasib malang berupa penyakit radioaktif, kecacatan, kemandulan, dan trauma psikis tak terelakkan. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang dalam perang. Perang Dunia II telah berakhir. Namun, peringatan dari Szilard menjadi kenyataan. Semenjak Amerika Serikat dan Inggris berencana membangun senjata atom, Uni Soviet telah memata-matai perkembangannya. Dan hanya dalam waktu 4 tahun, Uni Soviet berhasil menguji coba senjata atomnya sendiri di Kazakhstan. Meskipun pada akhirnya senjata ini tidak pernah digunakan, uji coba ini memberikan pesan yang gamblang. Apabila Amerika Serikat dan Inggris berani atau mengancam Uni Soviet, bersiap-siaplah mengalami apa yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki. Semenjak Amerika Serikat dan Inggris mulai bekerja sama membangun bom atom, Uni Soviet sudah memata-matai perkembangan mereka. Joseph Stalin menganggap Hitler sebagai musuh. Tapi, kapitalisme dan liberalisme dianggap jauh lebih berbahaya daripada Nazisme. Pada tahun 1939, dia menandatangani perjanjian non-agresi dengan Nazi Jerman sebagai cara agar Soviet dapat diam-diam membangun kekuatan militernya, sementara Jerman meluluhlantakkan Eropa Barat. Ketika dia mendapat kabar dari mata-mata Soviet di Inggris, Donald Maclean, bahwa Inggris dan Amerika Serikat pernah bekerja sama untuk membangun senjata nuklir, dia tidak segan untuk mendorong bangsanya mengambil langkah serupa. Dengan senjata ini, Stalin semakin percaya diri untuk melawan permintaan negara-negara Barat. Alih-alih membangun tatanan dunia dengan demokrasi dan liberalisme, ia akan menggunakan bom atom untuk menyebarluaskan Blok Komunis. Perang Dunia II telah berakhir. Dan Perang Dingin...telah dimulai.