×

We use cookies to help make LingQ better. By visiting the site, you agree to our cookie policy.


image

Hipotesa, Sejarah Ganyang Malaysia Part 1| Penyebab Konfrontasi Indonesia dan Malaysia

Sejarah Ganyang Malaysia Part 1| Penyebab Konfrontasi Indonesia dan Malaysia

Pada 10 Maret 1965, Gedung MacDonald di Singapura diledakan oleh bom. Ledakan ini menewaskan 3 dan melukai kurang lebih 30 orang. Trauma serta kebingungan tersebar di seluruh Singapura. Dalang di balik ledakan ini adalah dua marinir Indonesia. Namun, aksi ini bukan semata-mata menargetkan Singapura. Melainkan, seluruh Malaysia. Baik di Semenanjung hingga Kalimantan Utara. Pesanan Indonesia adalah satu. Bahwa serangan-serangan serupa tidak akan berhenti sampai tujuan Indonesia tercapai. Yakni kehancuran Federasi Malaysia. Belum genap satu dekade Malaysia merdeka dan menyatukan Singapura, Sabah dan Sarawak. Dia kini harus melawan agresi Indonesia. Negara yang sebelumnya dianggap sebagai saudaranya sendiri. Tentu, banyak faktor yang berkontribusi pada pertikaian Indonesia dan Malaysia. Video ini adalah bagian pertama dari dua seri yang hendak menjelaskan mengapa kedua bangsa serumpun ini dapat terjerumus dalam peperangan. Sejak dahulu, Malaysia dan Indonesia memiliki hubungan yang erat selama masa kerajaan Sriwijaya dan Melaka. Tidak seperti di Eropa, kerajaan-kerajaan kuno tersebut tidak memiliki batas wilayah. Kekuasaan seorang raja diukur dari banyaknya pengikut bukan luas wilayahnya. Akibatnya, terdapat interaksi yang kuat melalui pernikahan, perdagangan dan imigrasi antara Semenanjung Malaya dan Sumatra.

Lalu, penjajahan pun datang. Dan dengannya, konsep akan perbatasan. Dalam upaya menandingi dominasi Belanda sebagai pusat perdagangan di Batavia, kedua negara menandatangani Anglo-Dutch Treaty yang membagi daerah kekuasaan antara Inggris di Semenanjung Malaysia dan Belanda di Nusantara. Lalu, Burney Agreement membatasi daerah kekuasaan antara Inggris dengan Siam. Kemudian, seorang Inggris bernama James Brooke menjadi raja di daerah yang kini bernama Sarawak. Dan Sabah pada akhirnya dikuasai oleh perusahaan Inggris bernama North Borneo Charter Company. Untuk membangun wilayahnya, Inggris mendatangkan ribuan bahkan jutaan pekerja asing dari Tiongkok dan India sebagai coolie dan buruh. Sering berjalannya waktu, orang Malaysia semakin tidak puas. dengan penjajahan Inggris Pasalnya, kedatangan pekerja asing dalam jumlah besar ini, semakin memojokkan bangsa Melayu yang masih dipaksa untuk bekerja di perkebunan.

Alhasil, kekecewaan terhadap sistem penjajahan Barat bercampur dengan kecurigaan pada orang-orang pendatang, mereka merasa bahwa pendatang lebih diuntungkan dalam penjajahan Inggris daripada orang asli Melayu. Solidaritas antara orang Malaysia serta Indonesia pun semakin erat dengan pertumbuhnya ideologi serta aliran pemikiran anti-penjajahan. Di Universitas Al-Azhar di Kairo serta Sultan Idris Training College di Malaysia, mahasiswa asal Indonesia dan Malaysia kerap menjalin organisasi bersama. Beberapa bahkan mengagumi Soekarno dan berpartisipasi dalam Revolusi Indonesia tahun 1945. Dari interaksi di universitas-universitas ini, ada pertukaran ide-ide yang menghendaki persatuan. Ada yang menghendaki persatuan atas dasar agama Islam. Dan ada juga yang menggunakan sosialisme dan nasionalisme. Tokoh Malaysia seperti Ibrahim Yaacob, pendiri dari Kesatuan Muda Melayu, menginginkan tidak hanya kemerdekaan dari Inggris.

Namun juga menghendaki persatuan dengan Indonesia atas dasar nasionalisme serta kejayaan kerajaan kuno seperti Sriwijaya. Pada tanggal 12 Agustus 1945, kekaisaran Jepang yang kala itu menjajah Indonesia dan Malaysia bahkan mempertemukan Ibrahim Yaacob dengan Soekarno. Dalam pertemuan singkat itu, mereka menyetujui bahwa sesuai dengan rapat BPUPKI, kemerdekaan yang diberikan oleh Jepang akan mencakup wilayah Indonesia serta Malaya dan Borneo Utara.

Tetapi, impian ini... kandas. Jepang menyerah pada Sekutu. Seketika, terjadi vakum kekuasaan dan kekacauan di Nusantara. Soekarno: Proklamasi kami bangsa Indonesia. Dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Soekarno tetap berpegang pada janji kemerdekaan dari Jepang. Namun, kelompok pemuda mendorong Soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan secepat mungkin. Akibat dari proklamasi yang terburu-buru tersebut, Jepang tidak sempat mengatur persatuan antara kedua negara secara matang. Dan ketika Proklamasi diumumkan pada 17 Agustus 1945, Malaysia tertinggal.

(Penang Dikuasai Kembali)

Inggris tidak tinggal diam, kesempatan ini digunakan olehnya ketika dia kembali ke Malaysia. Sementara Indonesia sedang sibuk melawan Belanda, Inggris memberikan tawaran kemerdekaan terhadap Malaysia. Dan inilah yang membuat hubungan Indonesia dengan Malaysia semakin memburuk. Pada tahun 1946, terjadi revolusi sosial di Sumatera. Kaum nasionalis serta komunis Indonesia menyerbu berbagai kesultanan di Sumatera Timur. Keluarga serta pendukung Kesultunan Langkat, Serdang, Asahan dan Indragiri ditangkap bahkan dibunuh sebagai upaya untuk memberangus sisa-sisa feudalisme di Indonesia. Bagi Malaysia yang menganggap kesultanan tersebut sebagai sesama kaum Melayu, nasib serupa dapat menimpa mereka apabila bersatu dengan Indonesia. Malaysia yang anti-komunis, percaya bahwa bersatu dengan Indonesia sama saja dengan menghancurkan budaya Melayu di Malaysia. Berbeda dengan Indonesia, Inggris memberikan tawaran yang lebih menarik. Yakni, Inggris tidak akan menghapus kesultanan Melayu di Malaysia. Setelah berdebat panjang antara Inggris dan United Malay National Organisation (UMNO), kemerdekaan Malaysia disetujui pada tanggal 31 Agustus 1957 sebagai negara federal. Ini tidak cukup bagi Tunku Abdul Rahman, Perdana Menteri Malaysia pertama. Pasalnya, ia ingin memastikan bahwa etnis Tionghoa dan India semakin menjadi minoritas di dalam Malaysia. Untuk mencapai hal tersebut, Tunku Abdul Rahman berupaya untuk menyatukan Singapura, Sarawak dan Sabah.

Dan dia harus berhati-hati. Pertama, dia harus tidak memprovokasi Indonesia karena masih banyak di antara populasi di Malaysia yang pro-Indonesia. Kedua, dia harus meyakinkan masyarakat Sabah dan Sarawak bahwa pada dasarnya, mereka juga Melayu. Pada 30 Juli - 5 Agustus 1963, pemimpin Indonesia, Malaysia, serta Filipina bertemu di Manila. Mereka bertiga setuju untuk menunda pengabungan Sarawak dan Sabah dengan Malaysia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dipimpin oleh U Thant akan melakukan riset dan menentukan: Apakah masyarakat Sabah dan Sarawak ingin bersatu dengan Malaysia? Atau tidak? Indonesia, Malaysia dan Filipina juga setuju untuk tidak melibatkan militer asing dalam proses ini. Dan dengan demikian, hal ini juga didukung oleh Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Namun, tidak oleh Inggris. Inggris percaya bahwa hal ini hanyalah tipu daya Presiden Soekarno yang hendak menghalangi kepentingan Inggris di Asia Tenggara. Pada akhir Agustus 1963, Duncan Sandys mengunjungi Malaysia dan mendorong pemersatuan secepat mungkin meski hal tersebut melanggar Persetujuan Manila. Bersama dengan Tunku Abdul Rahman, Malaysia dan Inggris mengumumkan bahwa pemersatuan Malaysia akan dilakukan pada 16 September 1963. Penyiar radio: Persidangan penting mengenai Malaysia dialihkan di antara pemimpin-pemimpin Malaya dengan jemaah menteri British. Lepas sekian berunding Tunku Abdul Rahman dan Perdana Menteri British Tuan Harold Macmillan pun mewujudkan perjanjian bersejarah atas Malaysia itu. Agung dalam persetujuan itu adalah masa peralihan dan penyerahan kedaulatan. Amarah Soekarno pun meluap. Pengumuman yang disampaikan secara tiba-tiba tanpa persetujuan dengannya, dijadikannya sebagai bukti bahwa Malaysia tidak lebih dari boneka penjajahan yang lebih patuh pada dorongan Inggris. Di Jakarta, kedutaan Malaysia dan Inggris diguncang dengan kerusuhan. Dan dimana-mana kampanye untuk mengganyang Malaysia dikumandangkan. AS, Selandia Baru dan Australia turut kecewa akan keputusan Inggris yang tergesa-gesa. Mesikpun pada akhirnya studi U Thanh (dari PBB) menyatakan bahwa Sabah dan Sarawak memang bersedia bergabung dengan Malaysia, amarah Indonesia dan Filipina sudah tidak dapat terbendung. Kini, Malaysia harus berhadapan dengan Indonesia. Indonesia.

Negara yang memiliki populasi terbesar di Asia Tenggara. Angkatan bersenjatanya sudah di tempat di Sulawesi, Sumatera dan Papua. Belum lagi, Indonesia memiliki masyarakat yang sangat militan dan dengan sukarela membentuk berbagai milisi yang siap dikirim ke Malaysia. Pertempuran tinggal menunggu waktu. Dan negara Malaysia yang baru ini, hanya dapat bersiap diri.

Sejarah Ganyang Malaysia Part 1| Penyebab Konfrontasi Indonesia dan Malaysia History of Ganyang Malaysia Part 1| Causes of Confrontation between Indonesia and Malaysia Historia de Ganyang Malasia Parte 1| Causas del enfrentamiento entre Indonesia y Malasia Histoire de Ganyang Malaysia Partie 1| Causes de la confrontation entre l'Indonésie et la Malaisie ガンヤン・マレーシアの歴史 その1|インドネシアとマレーシアの対立の原因とは? Geschiedenis van Ganyang Maleisië Deel 1: Oorzaken van de confrontatie tussen Indonesië en Maleisië

Pada 10 Maret 1965, On March 10th 1965, Gedung MacDonald di Singapura the MacDonald House in Singapore diledakan oleh bom. was bombed. Ledakan ini menewaskan 3 The explosion killed three people dan melukai kurang lebih 30 orang. and injured around thirty more. Trauma serta kebingungan tersebar di seluruh Singapura. Trauma and confusion spread across Singapore. Dalang di balik ledakan ini The perpetrators behind this explosion adalah dua marinir Indonesia. were two Indonesian marines. Namun, aksi ini bukan semata-mata menargetkan Singapura. However, this act wasn't targeting Singapore specifically. Melainkan, seluruh Malaysia. Rather, it was a message to all of Malaysia. Baik di Semenanjung hingga Kalimantan Utara. Both in the Peninsula to North Kalimantan. Pesanan Indonesia adalah satu. Indonesia's message was simple. Bahwa serangan-serangan serupa tidak akan berhenti That these strikes would not stop sampai tujuan Indonesia tercapai. until Indonesia accomplished its goal Yakni kehancuran Federasi Malaysia. of dissolving the Malaysian Federation. Belum genap satu dekade Malaysia merdeka It had barely been a decade since Malaysia became independent dan menyatukan Singapura, Sabah dan Sarawak. and managed unite to Singapore, Sabah and Sarawak. Dia kini harus melawan agresi Indonesia. Now it had to face an aggressive Indonesia. Negara yang sebelumnya dianggap sebagai saudaranya sendiri. A country that it previously considered a close brother. Tentu, banyak faktor yang berkontribusi Of course, there were many contributing factors pada pertikaian Indonesia dan Malaysia. in the conflict between Indonesia and Malaysia. Video ini adalah bagian pertama This video is the first dari dua seri yang hendak menjelaskan of a two-part series that seeks to explain mengapa kedua bangsa serumpun ini how two close countries dapat terjerumus dalam peperangan. became embroiled in war. Sejak dahulu, For centuries, Malaysia dan Indonesia memiliki hubungan yang erat Malaysia and Indonesia had a strong relationship selama masa kerajaan Sriwijaya dan Melaka. especially during the Srivijaya and Malacca dynasties. Tidak seperti di Eropa, Unlike in Europe, kerajaan-kerajaan kuno tersebut these ancient empires tidak memiliki batas wilayah. did not have any political borders. Kekuasaan seorang raja Rather, a king's authority diukur dari banyaknya pengikut was measured by how many followers he possessed bukan luas wilayahnya. and not by how much land. Akibatnya, terdapat interaksi yang kuat As a result, interactions between the two empires were strengthened melalui pernikahan, perdagangan by marriage, trade dan imigrasi antara Semenanjung Malaya dan Sumatra. and immigration between the Malay Peninsula and Sumatra.

Lalu, But then, penjajahan pun datang. colonization came knocking. Dan dengannya, And with it, konsep akan perbatasan. the concept of borders. Dalam upaya menandingi dominasi Belanda In Britain's efforts to compete with the Dutch sebagai pusat perdagangan di Batavia, and with Batavia's influence as the center of commerce, kedua negara menandatangani Anglo-Dutch Treaty The British and Dutch signed the Anglo-Dutch Treaty. yang membagi daerah kekuasaan This divided power with Britain holding the Malay Peninsula antara Inggris di Semenanjung Malaysia between the British in Peninsular Malaysia dan Belanda di Nusantara. And the Dutch holding the Indonesian Archipelago. Lalu, Burney Agreement Next, the Burney Agreement membatasi daerah kekuasaan antara Inggris dengan Siam. further divided power between England and Siam (now Thailand). Kemudian, seorang Inggris bernama James Brooke Later still, a British man named James Brooke menjadi raja di daerah yang kini bernama Sarawak. became king of the area known today as Sarawak. Dan Sabah pada akhirnya dikuasai And Sabah? It was controlled oleh perusahaan Inggris bernama North Borneo Charter Company. by a British business called the North Borneo Charter Company. Untuk membangun wilayahnya, To develop its territory, Inggris mendatangkan ribuan bahkan jutaan the British introduced thousands, even millions, pekerja asing dari Tiongkok dan India of foreign workers from China and India sebagai coolie dan buruh. to work as coolies and laborers. Sering berjalannya waktu, As time passed, orang Malaysia semakin tidak puas. Malaysians grew restless dengan penjajahan Inggris with British colonialism. Pasalnya, For, kedatangan pekerja asing dalam jumlah besar ini, the mass arrival of foreign workers semakin memojokkan bangsa Melayu intimidated Malays yang masih dipaksa who were forced untuk bekerja di perkebunan. to work in the fields.

Alhasil, Consequently, kekecewaan terhadap sistem penjajahan Barat frustration towards the West's colonialism bercampur dengan kecurigaan mixed with suspicion pada orang-orang pendatang, towards foreign workers mereka merasa bahwa pendatang made Malays feel that newcomers lebih diuntungkan dalam penjajahan Inggris were benefitting more under Britain's governance daripada orang asli Melayu. rather than native Malays. Solidaritas antara orang Malaysia serta Indonesia pun semakin erat Solidarity between Malaysia and Indonesia also began to build dengan pertumbuhnya ideologi serta aliran pemikiran anti-penjajahan. with the growth of anti-colonial ideologies. Di Universitas Al-Azhar di Kairo At the Al-Azhar University of Cairo serta Sultan Idris Training College di Malaysia, and the Sultan Idris Training College in Malaysia, mahasiswa asal Indonesia dan Malaysia Indonesian and Malaysian university students kerap menjalin organisasi bersama. frequently organized and socialized together. Beberapa bahkan mengagumi Soekarno A number even admired Soekarno dan berpartisipasi dalam Revolusi Indonesia tahun 1945. and participated in the Indonesian Revolution of 1945. Dari interaksi di universitas-universitas ini, From the interactions at these universities, ada pertukaran ide-ide yang menghendaki persatuan. ideas were exchanged about total unification. Ada yang menghendaki persatuan atas dasar agama Islam. Some pushed for unification on the basis of a shared religion (Islam). Dan ada juga yang menggunakan sosialisme dan nasionalisme. While others based it on socialism and nationalism. Tokoh Malaysia seperti Ibrahim Yaacob, Malaysian figures such as Ibrahim Yaacob, pendiri dari Kesatuan Muda Melayu, founder of the Young Malays Union, menginginkan tidak hanya kemerdekaan dari Inggris. did not only want independence from Britain.

Namun juga menghendaki persatuan dengan Indonesia He also wished for unification with Indonesia atas dasar nasionalisme on the basis of nationalism serta kejayaan kerajaan kuno seperti Sriwijaya. as well as historical ties to the Srivijaya Empire. Pada tanggal 12 Agustus 1945, On August 12th 1945, kekaisaran Jepang yang kala itu menjajah Indonesia dan Malaysia the Japanese Empire (which was occupying Indonesia and Malaysia), bahkan mempertemukan Ibrahim Yaacob dengan Soekarno. set a meeting between Ibrahim Yaacob and Soekarno. Dalam pertemuan singkat itu, In this brief meeting, mereka menyetujui bahwa Japan agreed that sesuai dengan rapat BPUPKI, in accordance to the BPUPKI, kemerdekaan yang diberikan oleh Jepang Japan would bestow an independence akan mencakup wilayah Indonesia that would unite both Indonesia, serta Malaya Malaysia, dan Borneo Utara. and north Borneo.

Tetapi, impian ini... kandas. However, this dream... Jepang menyerah pada Sekutu. ... failed. Seketika, Japan surrendered to the Allies. terjadi vakum kekuasaan dan kekacauan di Nusantara. Soekarno: Proklamasi kami bangsa Indonesia. Dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. And suddenly, Soekarno tetap berpegang pada janji kemerdekaan dari Jepang. left a power vacuum that fueled chaos in the region. Namun, (Soekarno: Proclamation) kelompok pemuda mendorong Soekarno untuk (We the people of Indonesia.) memproklamasikan kemerdekaan secepat mungkin. (Hereby,) Akibat dari proklamasi yang terburu-buru tersebut, (declare Indonesia' independence.) Jepang tidak sempat mengatur persatuan Soekarno held on to Japan's promise of independence. antara kedua negara secara matang. However, Dan ketika Proklamasi diumumkan groups of youth pushed Soekarno pada 17 Agustus 1945, to announce independence as fast as possible. Malaysia tertinggal. As a result of this hurried proclamation,

(Penang Dikuasai Kembali) Japan was unable to formally arrange unification in the area.

Inggris tidak tinggal diam, England does not stand still, kesempatan ini digunakan olehnya And when Indonesia announced independence on August 17th 1945, ketika dia kembali ke Malaysia. Sementara Indonesia sedang sibuk melawan Belanda, Malaysia was left behind. Inggris memberikan tawaran kemerdekaan terhadap Malaysia. Britain did not remain silent, Dan inilah it used this opportunity yang membuat hubungan Indonesia dengan Malaysia semakin memburuk. when it returned to Malaysia. Pada tahun 1946, While Indonesia was preoccupied in repelling the Dutch. terjadi revolusi sosial di Sumatera. Kaum nasionalis serta komunis Indonesia Indonesian nationalists and communists menyerbu berbagai kesultanan di Sumatera Timur. And this Keluarga serta pendukung Kesultunan Langkat, only served to worsen Indonesia-Malaysia relations. Serdang, Asahan dan Indragiri In 1946, ditangkap bahkan dibunuh a social revolution occurred in Sumatra. sebagai upaya untuk memberangus Indonesian nationalists and communists sisa-sisa feudalisme di Indonesia. stormed several sultanates in East Sumatra. Bagi Malaysia Families and loyalists of the Sultanates of Langkat, yang menganggap kesultanan tersebut sebagai sesama kaum Melayu, Serdang, Asahan and Indragiri nasib serupa dapat menimpa mereka were captured and even killed apabila bersatu dengan Indonesia. in efforts to rid Indonesia of any sign of feudalism. Malaysia yang anti-komunis, percaya bahwa bersatu dengan Indonesia Malaysia was alarmed. sama saja dengan menghancurkan budaya Melayu di Malaysia. As they considered these sultanates to be Malay Berbeda dengan Indonesia, and were afraid a similar fate might await them Inggris memberikan tawaran yang lebih menarik. if they unified with Indonesia. Yakni, Malaysia was anti-communist Inggris tidak akan menghapus kesultanan Melayu di Malaysia. and believed that uniting with Indonesia Setelah berdebat panjang antara Inggris would entail the destruction of Malay culture in Malaysia. dan United Malay National Organisation (UMNO), In contrast to Indonesia's image, kemerdekaan Malaysia disetujui Britain gave a more appealing offer. pada tanggal 31 Agustus 1957 That was: sebagai negara federal. Britain would not overthrow any Malay sultanates in Malaysia. Ini tidak cukup bagi Tunku Abdul Rahman, After lengthy debating between Britain Perdana Menteri Malaysia pertama. and the United Malay National Organization (UMNO), Pasalnya, ia ingin memastikan Malaysian independence was approved bahwa etnis Tionghoa dan India on August 31st 1967. semakin menjadi minoritas di dalam Malaysia. Malaysia became a federal country. Untuk mencapai hal tersebut, This was not enough for Tunku Abdul Rahman, Tunku Abdul Rahman berupaya untuk menyatukan Malaysia's first Prime Minister. Singapura, Sarawak dan Sabah. He wanted to ensure

Dan dia harus berhati-hati. that the Chinese and Indian ethnic groups Pertama, would become minorities in Malaysia. dia harus tidak memprovokasi Indonesia To reach this goal, karena masih banyak di antara populasi Tunku Abdul Rahman strived to unite di Malaysia yang pro-Indonesia. Singapore, Sarawak and Sabah. Kedua, However, he had to be cautious. dia harus meyakinkan masyarakat Sabah dan Sarawak First, bahwa pada dasarnya, mereka juga Melayu. he needed to not provoke Indonesia Pada 30 Juli - 5 Agustus 1963, as many within Malaysia's population were pro-Indonesia. pemimpin Indonesia, Malaysia, serta Filipina bertemu di Manila. Mereka bertiga setuju untuk menunda Second, pengabungan Sarawak dan Sabah dengan Malaysia. he needed to convince the people of Sabah and Sarawak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dipimpin oleh U Thant that at their core, they were Malay. akan melakukan riset dan menentukan: From July 30th - August 5th 1963, Apakah masyarakat Sabah dan Sarawak ingin bersatu dengan Malaysia? the leaders of Indonesia, Malaysia and the Philippines met in Manila. Atau tidak? The three agreed to delay Indonesia, Malaysia dan Filipina Malaysia's union with Sarawak and Sabah. juga setuju untuk tidak melibatkan The United Nations, led by U Thant, militer asing dalam proses ini. would also conduct research to find out: Dan dengan demikian, Did the people of Sabah and Sarawak want to unite with Malaysia? hal ini juga didukung oleh Or not? Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Indonesia, Malaysia and the Philippines Namun, tidak oleh Inggris. also agreed to not involve Inggris percaya bahwa hal ini any foreign military in this process. hanyalah tipu daya Presiden Soekarno In turn, yang hendak menghalangi kepentingan Inggris di Asia Tenggara. this effort was supported by Pada akhir Agustus 1963, the US, Australia and New Zealand. Duncan Sandys mengunjungi Malaysia But, not by Britain. dan mendorong pemersatuan secepat mungkin Britain believed that all this meski hal tersebut melanggar Persetujuan Manila. was a ploy by President Soekarno Bersama dengan Tunku Abdul Rahman, to block British interests in Southeast Asia. Malaysia dan Inggris At the end of August in 1963, mengumumkan bahwa pemersatuan Malaysia Duncan Sandys visited Malaysia akan dilakukan pada 16 September 1963. Penyiar radio: Persidangan penting mengenai Malaysia dialihkan di antara pemimpin-pemimpin Malaya dengan jemaah menteri British. Lepas sekian berunding Tunku Abdul Rahman dan Perdana Menteri British Tuan Harold Macmillan pun mewujudkan perjanjian bersejarah atas Malaysia itu. Agung dalam persetujuan itu adalah masa peralihan dan penyerahan kedaulatan. and pushed for a quick Malaysian unification Amarah Soekarno pun meluap. even though it violated the Manila Agreement. Pengumuman yang disampaikan secara tiba-tiba Together with Tunku Abdul Rahman, tanpa persetujuan dengannya, Malaysia and Britain dijadikannya sebagai bukti announced that Malaysian unification bahwa Malaysia tidak lebih dari boneka penjajahan would occur on September 16th 1963. yang lebih patuh pada dorongan Inggris. (Radio announcer: Important discussions concerning Malayia) Di Jakarta, kedutaan Malaysia dan Inggris (are occurring between Malaysia's leaders) diguncang dengan kerusuhan. (and a fleet of British officials). Dan dimana-mana (After so many discussions) kampanye untuk mengganyang Malaysia dikumandangkan. (Tunku Abdul Rahman and Prime Minister Harold Macmillan) AS, Selandia Baru dan Australia (have realized a historic agreement concerning Malaysia.) turut kecewa akan keputusan Inggris yang tergesa-gesa. (Of note in this agreement is a period of transition) Mesikpun pada akhirnya studi U Thanh (dari PBB) (and transfer of sovereignty). menyatakan bahwa Sabah dan Sarawak This enraged Soekarno. memang bersedia bergabung dengan Malaysia, Such a sudden decision, amarah Indonesia dan Filipina made without his consultation, sudah tidak dapat terbendung. was used as evidence Kini, that Malaysia was no more than a colonial puppet Malaysia harus berhadapan dengan Indonesia. bowing to Britain's will. Indonesia. In Jakarta, the Malaysian and British embassies

Negara yang memiliki populasi terbesar di Asia Tenggara. were struck by riots. Angkatan bersenjatanya sudah di tempat And everywhere, di Sulawesi, Sumatera dan Papua. calls to crush Malaysia were aired. Belum lagi, The US, New Zealand and Australia Indonesia memiliki masyarakat yang sangat militan were disappointed with Britain's rushed actions. dan dengan sukarela membentuk berbagai milisi Even though at the end, U Thanh's study (from the UN) yang siap dikirim ke Malaysia. found that Sabah and Sarawak Pertempuran tinggal menunggu waktu. agreed to unite with Malaysia, Dan negara Malaysia yang baru ini, Indonesia's and the Philippines' anger hanya dapat bersiap diri. could not be contained.